ziddu

Kamis, 19 Agustus 2010

Teknologi Satelit Komunikasi Komputer di Amatir Radio

oleh: Onno W. Purbo dan Suryono Adisoemarta Mungkin sulit dibayangkan, sebuah teknologi satelit komunikasi murah yang dapat digunakan untuk pendidikan di negara-negara berkembang. Tentunya pra-syarat "murah" menjadi penting bila para pemakai satelit bukanlah negara atau golongan ekonomi kuat. Hal ini rupanya menjadi kenyataan di amatir radio. Beberapa satelit komunikasi komputer murah yang berbentuk kotak-kotak kecil diangkasa telah diluncurkan oleh kelompok-kelompok amatir radio yang bernaung di bawah organisasi AMSAT (Amateur Satellite). Salah seorang dari penulis (OWP) adalah anggota AMSAT-NA (North America). Dalam tulisan ini, arsitektur dan sistem satelit komunikasi komputer biaya murah akan dibahas secara garis besar. Mesin pintar komputer telah membuka dimensi baru dalam pemrosesan data maupun laporan-laporan. Percepatan dalam pengiriman data dan laporan antar bagian perkantoran akan meningkatkan efisiensi kerja. Berbagai teknik pengiriman data antar komputer telah pula dikembangkan. Teknik ini pada dasarnya hanya berupa proses pengiriman file-file komputer secara elektronis melalui saluran komunikasi yang ada, seperti telepon atau radio. Berdasarkan prinsip yang sederhana ini, dikembangkan komputer yang dapat berperan sebagai kotak pos-kotak pos elektronis. Kotak pos elektronis berfungsi untuk menerima dan mengirim surat-surat secara elektronis melalui media telepon atau radio. Khususnya untuk negara kepulauan seperti Indonesia, sistem komunikasi satelit sangat membantu memperlancar hubungan komunikasi. Secara umum ada tiga buah pendekatan dalam menggunakan satelit sebagai sarana penghubung dalam jaringan komputer. Pendekatan pertama adalah dengan menggunakan relay (transponder) dalam satelit. Dua pendekatan lainnya adalah dengan menggunakan komputer dalam satelit untuk memproses informasi yang diterima sebelum dikirim kembali ke bumi. Ketiga konsep diatas sebetulnya telah beberapa lama diterapkan pada satelit PACSAT (Packet Radio Satellite) yang dibuat dan diluncurkan oleh organisasi Amatir Satelit (AMSAT) di Amerika Serikat. Satelit ini berupa kotak-kotak kecil yang mengudara pada orbit rendah (800 km dari permukaan bumi) yang berbentuk polar (bukan geostationer seperti Palapa). Perangkat pemancar yang umum dimiliki oleh para operator amatir radio dapat digunakan untuk mencapai PACSAT karena rendahnya orbit yang digunakan. Peralatan elektronis yang digunakan dalam satelit komunikasi PACSAT bukanlah peralatan yang amat sangat canggih. Sebagian bahkan merupakan komponen-komponen elektronis yang cukup mudah diperoleh di Indonesia. Perlu dicatat bahwa PACSAT dibuat sendiri oleh para operator amatir radio. Demikian pula peralatan stasiun bumi yang digunakan adalah perangkat amatir radio yang umum dimiliki oleh kebanyakan amatir radio di Indonesia. Tentunya tidak mustahil bila konsep PACSAT nantinya dapat diterapkan dalam generasi penerus satelit Palapa C. Tukar menukar berita menggunakan komputer antara amatir radio di berbagai penjuru dunia dilakukan dengan menggunakan kotak pos elektronis yang ada dalam PACSAT. Kotak pos elektronis ini dibangun menggunakan prossesor mikro kelas 80286 seperti yang digunakan pada komputer mikro kelas PC/AT. Pada proses pengiriman surat elektronis, sistem pengalamatan memegang peranan yang cukup penting. Hal ini diperlukan agar kotak pos pengirim dapat mengetahui secara otomatis alamat kotak pos tujuan. Prinsip kode pos digunakan dalam jaringan komputer untuk menentukan alamat kotak pos elektronis. Setiap komputer kotak pos elektronis mempunyai kode pos elektronis tertentu yang lain daripada yang lain. Daftar keseluruhan kode pos elektronis tersimpan dalam komputer kotak pos elektronik. Hal ini diperlukan untuk menentukan jalur yang harus ditempuh dalam jaringan komputer pada saat mengirim surat elektronis. Tentunya untuk jaringan komputer yang terkait secara internasional, penentuan kode pos elektronis harus terkoordinasi secara terpusat. Adanya jaringan komputer biaya murah menggunakan radio yang dibantu satelit di amatir radio telah memperlancar aliran informasi. Berbagai hal mengenai teknis pembuatan dan pengoperasian jaringan komputer menggunakan radio didiskusikan dalam berbagai kelompok diskusi elektronis yang ada di jaringan komputer amatir radio. Sifat amatir radio yang terbuka akan hal-hal teknis, menyingkap banyak hal-hal teknis dalam pembuatan peralatan maupun pengoperasian jaringan komputer. Hal ini secara tidak langsung memperlancar terjadinya alih teknologi dari negara maju ke negara-negara berkembang. Selain untuk keperluan amatir radio, saat ini PACSAT digunakan oleh organisasi VITA sebagai sarana untuk pendidikan jarak jauh ke negara-negara berkembang. Dalam hal ini, informasi pendidikan dikirim oleh pemancar di salah satu negara maju untuk kemudian diambil oleh komputer penerima di negara tujuan (umumnya merupakan negara-negara berkembang). Pada jaringan komputer yang besar digunakan tatanan komunikasi yang mempunyai banyak kelebihan disamping fasilitas kode pos elektronis pada pengiriman surat elektronis. Saat ini, sebagian besar jaringan komputer di dunia menggunakan tatanan komunikasi (protokol) TCP/IP. TCP/IP merupakan protokol dalam jaringan komputer yang awalnya digunakan di Amerika Serikat sekitar sepuluh tahun lalu. Saat ini, TCP/IP merupakan salah satu protokol terpenting dalam jaringan komputer di dunia. Penentuan kode pos elektronis TCP/IP dan standarisasi protokol TCP/IP dilakukan secara terpusat di nic.ddn.mil di Palo Alto, pantai barat Amerika Serikat. TCP/IP mengatur secara otomatis pencarian alamat komputer tujuan dalam jaringan dan juga membuka hubungan komunikasi dengan komputer tujuan. Pada saat proses komunikasi berlangsung, keandalan dikendalikan secara seksama oleh TCP/IP dengan melihat kondisi jaringan. Selain untuk mengirim surat elektronis, TCP/IP dapat digunakan untuk menghubungkan berbagai jaringan komputer lokal (LAN) di gedung-gedung ke jaringan lainnya yang berjauhan melalui telepon atau radio. TCP/IP dapat bekerja tanpa tergantung pada jenis saluran penghubung maupun jenis komputer yang digunakan. Penggunaan seperti memasuki komputer yang berjauhan, pengendalian jaringan secara otomatis dan pengambilan file dapat dilakukan dengan mudah. Berawal dari pemikiran-pemikiran diatas, pada dasarnya ada tiga buah alternatif dalam menggunakan satelit dalam jaringan komputer. Alternatif ini merupakan cara yang umum digunakan di jaringan komputer yang agak berbeda dengan jaringan telepon, misalnya telepon digital (ISDN). Cara yang paling sederhana adalah menggunakan relay (transponder) dalam satelit untuk menyampaikan informasi komputer di satu tempat ke tempat lain melalui stasiun bumi. Dalam hal ini, fungsi Palapa tidak berbeda dengan yang ada saat ini. Dua pilihan lainnya adalah dengan menggunakan komputer di dalam Palapa untuk berperan aktif dalam jaringan komputer. Pada sistem konvensional, sinyal dari komputer direlay oleh satelit tanpa dilakukan pemrosesan dalam satelit. Prinsip ini telah dicoba diterapkan dalam jaringan komputer PAKSATNET (Paket Satelit Network) menggunakan satelit Palapa yang dikembangkan oleh PT.INTI sekitar awal tahun 80-an. Protokol X.25 digunakan untuk mengatur proses komunikasi antara dua komputer dalam jaringan. Kelemahan metoda ini, komputer yang terhubung langsung pada satelit harus bekerja selama 24 jam. Jika salah satu komputer dimatikan niscaya hubungan ke komputer tersebut akan terputus. Keuntungan metoda ini, satelit komunikasi konvensional dapat digunakan tanpa perlu dilakukan modifikasi. Di samping itu, jaringan PAKSATNET dapat menggunakan secara langsung jaringan SKDP yang juga menggunakan protokol X.25. Pada tingkat lebih lanjut, jaringan komputer akan sangat dibantu jika komputer dalam satelit dilibatkan dalam proses komunikasi antar komputer di permukaan bumi. Hal ini dilakukan pada satelit PACSAT yang diluncurkan oleh AMSAT. Dua alternatif dapat digunakan dalam proses ini. Alternatif pertama, komputer satelit berfungsi untuk menyimpan sementara informasi yang dikirim. Hal ini diperlukan untuk membuka kemungkinan jika komputer penerima di bumi belum siap menerima data maka data akan disimpan dalam satelit. Dengan kata lain, satelit berfungsi sebagai kotak pos elektronis ruang angkasa. Hal ini membuka kemungkinan agar komputer tujuan tidak selalu harus bersedia setiap saat. Alternatif kedua, menggunakan komputer satelit untuk berperan aktif dalam jaringan TCP/IP. Dalam hal ini, komputer dalam satelit berfungsi seperti kantor telepon elektronis untuk komputer. Penggunaan TCP/IP membuka kemungkinan untuk memakai beberapa kanal komunikasi satelit yang ada sekaligus. Para pemakai di berbagai kanal komunikasi dapat berbicara satu dengan lainnya tanpa mengetahui bahwa sebetulnya kanal yang digunakan berbeda. Kesemuanya diatur secara otomatis oleh komputer dalam satelit. Dengan banyaknya fasilitas yang ada pada TCP/IP, berbagai penggunaan seperti kotak pos elektronis dan pengendalian jaringan secara otomatis dapat dilakukan. Penggabungan TCP/IP dengan satelit Palapa akan membuka wawasan jaringan komputer biaya murah menggunakan radio. Jaringan komputer ini dapat bekerja tanpa tergantung pada jenis komputer maupun saluran komunikasi yang digunakan. Berbagai lembaga penelitian dan industri seperti PAU Mikroelektronika, Puslitbang TELKOMA-LIPI, PT. INTI, IPTN dan banyak lagi telah sejak lama merintis dan mengembangkan kemampuan dalam membuat dan merancang peralatan elektronika. Di samping itu, PAU Mikroelektronika dan PIKSI-ITB cukup aktif dalam meneliti penggunaan perangkat lunak TCP/IP dalan jaringan komputer mereka. Dengan menaiknya kemampuan industri di Indonesia dalam merancang dan merakit peralatan elektronik, bukan hal yang mustahil untuk menerapkan konsep jaringan komputer menggunakan satelit pada generasi penerus satelit Palapa C. Jaringan ini dapat menjadi bagian integral dari jaringan komputer biaya murah menggunakan radio. Mudah-mudahan dengan didorong oleh berbagai lembaga penelitian dan industri mikroelektronika, kita dapat melihat perkembangan jaringan komputer dibantu satelit pada generasi penerus Palapa yang akan memperlancar roda pembangunan Indonesia. Onno W. Purbo staf di jurusan teknik elektro dan PAU Mikroelektronika ITB. Saat ini sedang menempuh program Ph.D di University of Waterloo, Kanada. Suryono Adisoemarta staf di jurusan teknik perminyakan ITB. Saat ini sedang menempuh program Master di University of Texas at Austin, Amerika Serikat.

Tidak ada komentar: