ziddu

Kamis, 21 Oktober 2010

INVESTASI GUNA MENGHADAPI SERANGAN INFLASI DAN PAJAK


      Kebanyakan orang menaruh dananya di tempat yang 'aman-aman' saja. Kenapa mereka menaruh 100% -bahkan dana nganggurnya- ke dalam produk investasi yang 'aman' seperti tabungan atau deposito di bank? Jawabannya adalah karena orang-orang seperti ini takut kehilangan uangnya.
Bila Anda masih muda (katakanlah masih berada di bawah umur 40), maka ini sebetulnya ironis sekali dan sangat disayangkan. Karena apa yang mereka pikir investasi yang 'aman' seperti tabungan atau deposito, sebetulnya malahan tidak 'aman'.
Lho, bagaimana mungkin?
Sederhana. Kalau Anda punya uang Rp 100 juta yang ditaruh dalam deposito, maka mungkin
pada saat ini Anda akan mendapatkan bunga sebesar 6.25% per tahun ( tahun 2009 ). Betul?
Jadi, jumlah bunga yang Anda dapatkan pada akhir tahun adalah:
Rp 100 juta x 6.25% = Rp 6,25 juta.
Tetapi, bila dipotong pajak bunga deposito sebesar 20% ( tahun 2009 ), maka bunga yang Anda dapatkan adalah Rp 5.000.000 pada akhir tahun.
Sehingga sebetulnya, suku bunga yang Anda dapatkan setelah pajak adalah 5% per tahun.
Sekarang masalahnya, apakah bunga yang besarnya Rp 5 juta tersebut bisa terus menerus
membeli barang dan jasa yang harganya Rp 5 juta setiap tahunnya?
Jawabannya jelas tidak. Kenapa? Soalnya, dalam 10 tahun terakhir rata-rata kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi di Indonesia adalah 9.9% per tahunnya. Kenaikan barang dan jasa secara agregat selalu ditunjukkan lewat perhitungan inflasi yang diumumkan pemerintah tiap bulannya. Di bawah ini adalah tabel lengkapnya:
Tahun Inflasi
1999 20,7%
2000 3,8%
2001 12,55%
2002 10.03%
2003 5.06%
2004 6.40%
2005 17.11%
2006 6.60%
2007 6.59%
2008 11.06%
Rata-rata 9.9%
Dengan asumsi ini maka sebetulnya suku bunga riil yang Anda dapatkan adalah:
suku bunga setelah pajak (5%) dikurangi inflasi (9.9%) sama dengan minus 4,9%.
5% - 9.9% = -4.9%
Artinya, bila pada saat ini Anda menginvestasikan uang Rp 100 juta, maka deposito yang
memberikan bunga 6.25% per tahun sebelum pajak, setelah 10 tahun saldo riil Anda pada akhir tahun ke 10 adalah Rp 51.000.000. Dengan kata lain, uang Anda menyusut sebesar 4,9% pertahunnya.
Inilah kenapa banyak orang yang gagal secara keuangan. Mereka terlalu fokus pada masalah keamanan investasinya ketimbang berusaha mengambil risiko yang lebih besar. Resiko besar berguna untuk mendapatkan keuntungan lebih besar guna 'mengalahkan' tingkat inflasi. Dengan fokus pada investasi yang 'aman-aman' saja, maka hasil investasi riil yang didapatkan juga tidak besar. Bahkan cenderung minus seperti dalam contoh di atas.
Jika Anda ingin menumpuk kekayaan, maka apa yang harus Anda lakukan adalah dengan berani mengambil risiko yang lebih besar sehingga bisa memberikan potensi keuntungan yang lebih besar. Sehingga Anda masih mendapatkan keuntungan yang bisa dibilang lumayan, walaupun sudah dipotong pajak dan inflasi.

Sebelum kita melangkah lebih jauh, mari kita mencoba menghitung berapa nilai kebutuhan kita setelah 20 tahun kedepan dengan penghitungan inflasi dari tahun 2008 yaitu 11.06%
Misalkan kebutuhan Anda saat ini adalah Rp.10 juta / bulan, lalu berapakah kebutuhan Anda seharusnya pada tahun 2028…?
Dan Kita misalkan saja bahwa pemerintah mampu mempertahankan tingkat inflasi secara konstan yaitu tetap pada 10% setahun.
Untuk menghitung total inflasi 20 tahun lagi tidak bisa dengan 10% x 20 = 200%, tetapi disana ada faktor “bunga berbunga yang terjadi”, Maka untuk menghitung Inflasi 20 tahun kedepan adalah dengan rumus => (1 + 10% ) ^ 20 – 100%, ( 1 ditambah 10% pangkat 20 ( tahun ) – 100% ), maka hasilnya adalah 572,75%.
Ini artinya Jika saat ini kebutuhan Anda adalah Rp.10 juta, maka kebutuhan real Anda pada tahun 2028 adalah Rp.57 juta ( dibulatkan ).
Atau kalau saat ini ongkos kendaraan umum adalah Rp.2000, maka pada tahun 2028 ongkos
kendaraan adalah Rp.11.455,-
Dapatkah Anda hidup sejahtera pada 20 tahun lagi tersebut dengan tingkat kenaikan gaji yang masih dibawah Inflasi setiap tahun…? Jawaban tentu saja tidak akan dapat !
Jika Anda tetap ingin hidup sejahtera pada 20 tahun dari sekarang, maka mau tidak mau Anda harus mencari dan melakukan Investasi yang dapat memberikan Anda hasil bersih yang jauh mengalahkan Inflasi.
Lalu berapa nilai hasil yang seharusnya Anda dapatkan agar investasi Anda dapat memberikan keuntungan yang signifikan dan bahkan dapat memberikan Anda pasif income yang dapat membiayai style kehidupan yang Anda inginkan walaupun sudah dipotong pajak dan inflasi dalam 20 tahun kedepan…?
Kalau kita misalkan seperti tadi yaitu kebutuhan Anda saat ini adalah Rp.10 juta setiap bulan, maka paling tidak pada 20 tahun kedepan Anda harus dapat menghasilkan Rp.100 juta setiap bulan ( 2 x dari total inflasi ) agar style atau gaya hidup Anda tetap bertahan dalam kesejahteraan.

Dengan asumsi seperti diatas, itu artinya anda perlu mencari investasi dengan pertumbuhan
minimal 20% pertahun.
Kebutuhan pada tahun 2028 Rp.100 Juta perbulan sama dengan Rp.1,2 Milyar Pertahun. Dengan Tingkat Pertumbuhan 20% setahun, itu artinya Anda pada tahun 2028 perlu dana sebesar Rp.6Miyar.
Berapa pendapatan Anda saat ini…?
Sanggupkah mengumpulkan Dana Minimal Rp.6 Milyar pada tahun 2028..?
Dimana ada investasi dengan Pertumbuhan 20% setahun…?




JANGAN PANIK dan JANGAN STRESS….!
Banyak sekali Investasi yang memberikan hasil 240% setahun atau 20% sebulan
Jika Anda ingin mengetahui Cara Berinvestasi dengan hasil minimal 20% sebulan dengan cara
aman atau resiko yang dapat dikendalikan…Serta dengan Modal yang minimal sekalipun !
Segera Konsultasikan dengan kami.
Kami dengan senang hati memberikan bimbingan kepada Anda beserta alat Bantu yang otomatis
kami miliki untuk mewujudkan keberhasilan Investasi Anda.
Hubungi Kami di Ruko Teluk Grajakan Kav.A
Jl.Teluk Grajakan – Malang ,Telp : 473778
085736011984

Tidak ada komentar: